Seperti
halnya pada tumbuh-tumbuhan, pewarisan sifat pada manusia juga terjadi. Beberapa gen pada kromosom autosom dan
gonosom akan mengawasi sifat-sifat tertentu. Pasangan gen heterozigot dalam
ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin individu yaitu hormon.
Pada
manusia sifat-sifat yang dipengaruhi oleh jenis kelamin antara lain; botak pada
usia muda, gigi coklat sebagian (white forelock) dan panjang telunjuk jadi
tangan. Genotipe sifat botak pada manusia ditunjukkan pada Tabel 06 sebagai
berikut.
Tabel 06. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Ekspresi
Pasangan Gen b yang Mengontrol Kepala Botak
Genotipe
|
Pria
|
Wanita
|
BB
|
Botak
|
Botak
|
Bb
|
Botak
|
Tidak Botak
|
bb
|
Tidak Botak
|
Tidak Botak
|
Sumber : Sarna, dkk (2000)
Pada peristiwa lain, pewarisan sifat
juga ditentukan oleh adanya interaksi beberapa alel yang disebut dengan alel
ganda. Alel ganda adalah alel yang anggotanya lebih dari satu. Jumlah alel
yang lebih dari dua tersebut hanya terdapat dalam suatu populasi. Misalnya,
penentuan golongan darah manusia.
Golongan darah manusia ditentukan
menurut sistem A – B – O. Dari sistem ini, golongan darah manusia terdapat
empat tipe yaitu: golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan
golongan darah O. Ini didasarkan atas ada tidaknya antigen A dan anti gen B di
dalam eritrositnya. Adanya anti gen ditentukan oleh gen di dalam kromosom.
Keempat golongan darah itu ditentukan oleh tiga macam alel. Simbul yang digunakan
adalah huruf I berasal dari Isoaglutinasi atau huruf L berasal dari Lanstainer, yaitu orang yang menemukan
golongan darah. Dengan demikian kombinasi genotipe golongan darah terdapat
sebanyak enam macam genotipe, seperti ditunjukkan pada Tabel 07 berikut ini.
Tabel 07. Hubungan Golongan Darah dan Kombinasi
Genotipe Serta Antigen dalam Eritrosit
Golongan Darah
|
Antigen
|
Genotipe
|
A
|
A
|
IAIA dan IAIO
|
B
|
B
|
IBIB dan IBIO
|
AB
|
A dan B
|
IAIB
|
O
|
-
|
IOIO
|
Sumber : Sarna, dkk (2000)
Dalam hal ini, antara IA
dengan IB tidak ada yang lebih dominan, sehingga antara orang yang
bergenotipe IAIB bergolongan darah AB atau kedua alel
tersebut bersifat kodominan. Sedangkan alel IA > IO dan IB > IO. Selain dengan sistem A-B-O terdapat pula
sistem golongan darah M-N dan sistem Rhesus (Rh)
Faktor Rh pertama kali ditemukan oleh
Lanstainer – Wiener pada tahun 1942, antigen ini dinamakan faktor rhesus karena ditemukan dalam darah
kera (Macaca rhesus). Faktor Rh ada dua macam yaitu Rh+ dan
Rh-, dimana Rh+ > Rh-.
Selain oleh kombinasi alel ganda,
pewarisan sifat pada manusia juga dipengaruhi oleh keberadan gen ganda. Gen
ganda adalah gen yang jumlahnya lebih dari satu pasang, terletak pada
lokus-lokus berlainan di kromosom, bekerja secara komulatif dalam menumbuhkan
sifat genetik kuantitatif. Misalnya dalam pewarisan sifat pigmentasi kulit dan
bentuk sidik jari (dipengaruhi oleh dua pasang gen) sedangkan untuk tinggi
badan dan warna mata manusia dipengaruhi oleh 3-5 pasang gen.
Beberapa kelainan pada manusia juga
diturunkan.Biasanya pewarisan itu diturunkan melalui kromosom autosom maupun
gonosom, baik yang bersifat resesif ataupun yang bersifat dominan.
Kelainan yang diwariskan melalui
autosom dominan, antara lain jari pendek (brakidaktili), jari bergabung
(sindaktili), dan jumlah jari lebih (polidaktili). Kelainan yang
diwariskan melalui kromosom autosom resesif misalnya gangguan mental, albino,
anemia bulan sabit (sickle cell anemi). Selain itu, kelainan juga
diwariskan melalui gonosom, misalnya buta warna (colour blind), dan
darah tidak bisa membeku (hemofilia). Kedua kelainan ini diwariskan melalui kromosom X,
dan bersifat resesif.
Gen buta
warna (colour blind) yang terpaut kromosom X dan bersifat resesif (cb)
ini akan berpengaruh ketika dalam keadaan homozigot resesif pada kromosom X
untuk perempuan. Apabila pada laki-laki, satu gen resesif saja pada kromosom X
sudah menimbulkan buta warna. Dengan demikian, kemungkinan genotipe yang dapat
terjadi adalah sebagai berikut :
XCB
XCB = wanita normal
XCB
Xcb = wanita normal karier
(pembawa sifat) buta warna
Xcb
Xcb = wanita buta warna
XCB
Y = laki-laki normal
Xcb
Y = laki-laki buta warna
Misalkan
seorang laki-laki normal menikah dengan seorang perempuan pembawa sifat buta
warna. Dari perkawinan ini kemungkinan anak-anak mereka adalah wanita normal :
laki-laki normal : wanita normal pembawa buta warna : laki-laki buta warna.
P :
XCB Xcb x
XCB Y
(carier buta warna) (normal)
G : XCB,
Xcb XCB,
Y
F1: XCB
XCB : XCB Y : XCB Xcb : XcbY
Sama dengan
buta warna, pewarisan kelainan berupa hemofili (h) juga terjadi melalui
kromosom X . Pada keadaan homozigot dominan (hh), dapat menimbulkan hemofili.
Sehingga ada beberapa kemungkinan genotipe yang dapat terjadi, sebagai berikut
:
XH
XH = wanita normal
XH
Xh = wanita normal karier
(pembawa sifat) hemofili
Xh
Xh = wanita hemofili
(bersifat letal)
XH
Y = laki-laki normal
Xh
Y = laki-laki hemofili
Gen-gen
yang terpaut pada kromosom Y disebut dengan gen-gen holandrik.
Sebagian besar gen- gen ini tidak
mempunyai pasangan pada kromosom X, selain itu gen-genya sangat langka. Gen ini
hanya diwariskan dari ayah hanya pada anak laki-laki saja. Contoh sifat yang
terpaut kromosom Y adalah hypertrichosis (pertumbuhan rambut pada
telinga), keratoma dissipatum (penebalan kulit pada tangan dan kaki),
dan jari kaki berselaput.
http://gedejoniarta.blogspot.co.id/2013/02/pewarisan-sifat.html
Labels:
Biologi