Ngengat agrotis ipsilon meletakkan telur satu per
satu dalam barisan atau diletakkan rapat pada salah satu permukaan daun pada
bagian tanaman dekat dengan permukaan tanah. Seekor ngengat betina dapat
bertelur ± 1.800 butir. Stadia telur 6–7 hari. Larva muda bersifat fototaksis,
sedang larva yang lebih tua bersifat geotaksis sehingga pada siang hari
bersembunyi di dalam tanah dan muncul kembali untuk makan pada malam hari. Satu
generasi dapat berlangsung 4–6 minggu. Pengendalian : tanam serentak, dapat
pula dilakukan penggenangan. Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih
muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati. Agrotis sp. melakukan
penyerangan pada malam dan siang hari. Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu:
Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan di daerah dataran
tinggi; Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, ditemukan di daerah dataran
tinggi dan rendah; Agrotis interjection, berwarna hitam, banyak terdapat di
Pulau Jawa.
Pengendalian
Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban
20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hektar dapat digunakan 500
liter larutan.
Labels:
Biologi