Tinjauan Kolkisin dan Gout

2.2  Tinjauan Kolkisin






Meskipun OAINS saat ini merupakan obat lini pertama untuk goat akut, kolkisin dulu merupakan terapi utama untuk beberapa tahun. Kolkisin adalah suatu alkaloid yang diisolasidari tanaman crocus pada musim gugur, yakni Colchicum autumnale (Katzung, et al, 2010).
2.2.1        Farmakokinetik
Kolkisin mudah diabsorbsi pasca pemberian per oral, mencapai kadar puncak dalam plasma dalam waktu 2 jam, dan memiliki waktu paruh eliminasi dalam serum selama 9 jam. Metabolit obat ini diekskresi dalam saluran cerna dan urine (Katzung, et al, 2010).
2.2.2        Farmakodinamik
Kolkisin meredakan nyeri dan radang arthritis gout dalam waktu 12-24 jam tanpa mengubah metabolism atau ekskresi urat dan tanpa efek analgesic lain. Kolkisin menghasilkan efek anti-inflamasinya dengan jalan mengikat protein tubulin intraselular sehingga mencegah polimerisasi ke dalam mikrotubulus dan menyebabkan penghambatan migrasi leukosit dan fagositosis. Kolkisin juga menghambat pembentukan leukotrien B4. Beberapa efek simpang kolkisin dihasilkan oleh penghambatnya terhadap polimerisasi tubulin dan mitosis sel (Katzung, et al, 2010).
2.2.3        Indikasi
Meskipun kolkisin lebih spesifik pada gout daripada OAINS, OAINS (misalnya, indometasin dan dan OAINS lain [kecuali aspirin]) telah menggantikan kolkisin dalam terapi gout akut karena diare yang sangat mengganggu, yang terkait dengan terapi kolkisin. Kolkisin saat ini digunakan sebagai profilaksis episode arthritis gout berulang, efektif mencegah demam Mediterania akut, dan mempunyai efek bermanfaat yang ringan dalam arthritis sarkoid dan sirosis hepatic. Meskipun dapat diberikan secara intravena, jalur ini sebaiknya digunakan secara hati-hati karena peningkatan toksisitas sumsum tulang (Katzung, et al, 2010).
2.2.4        Efek Samping
Kolkisin sering menyebabkan diare dan kadang menimbulkan mual, muntah, dan nyeri abdomen. Kolkisin jarang menyebabkan rambut rontok dan depresi sumsum tulang ataupun neuritis perifer dan miopati. Intoksikasi akut pasca overdosis ditandai dengan nyeri seperti terbakar di tenggorok, diare berdarah, syok, hematuria, dan oliguria. Telah dilaporkan terjadinya depresi susunan saraf pusat asenden yang fatal. Pengobatannya bersifat suportif (Katzung, et al, 2010).
2.2.5        Dosis
Sebagai prafilaksis (tujuan pengobatan yang paling sering), dosis kolkisin adalah 0,6 mg satu sampai tiga kali sehari. Untuk mengakhiri serangan gout, dosis awal kolkisin biasanya sebesar 0,6 atau 1,2 mg, dilanjutkan dengan 0,6 mg tiap 2 jam sampai nyeri mereda atau timbul mual dan diare. Dosis total dapat diberikan secara intravena, jika perlu, tetapi harus diingat bahwa dosis sekecil 8 mg dalam 24 jam dapat berakibat fatal (Katzung, et al, 2010).

2.3  Tinjauan Gout
2.3.1        Definisi Gout
Gout adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai oleh episode arthritis akut berulang akibat adanya endapan monosodium urat di persendian dan tulang rawan. Gout biasanya disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi dalam serum, suatu senyawa sukar larut yang merupakan produk akhir utama metabolism purin (Katzung, 2007).
Encok (gout) adalah nama sekelompok gangguan pada metabolism purin dan asam urat, di mana kadar berlebihan dalam plasma menimbulkan pengendapan Kristal natrium urat di sendi dan cairaqn synovialnya. Yang paling sering terdapat adalah encok sendi (arthritis urica) (Drs. Tan Hoan Tjay,2008)
Terminologi Gout menjelaskan lingkupan (spektrum) penyakit termasuk hiperurisemia, serangan berulang artritis akut yang terkait dengan kristal mononatrium urate pada leukosit yang terdapat pada cairan sinovial, deposit kristal mononatrium urate pada jaringan (tophi), penyakit ginjal interstitial, dan nefrolitiasis karena asam urat (Dipiro, J.T., 2009).

2.3.2 Patofisiologi

Gout disebabkan oleh kelainan dalam metabolisme asam urat. Asam urat adalah produk limbah dari pemecahan purin yang terkandung  dalam DNA dari sel-sel tubuh yang rusak dan protein. Asam urat larut dalam air dan diekskresikan terutama oleh ginjal, meskipun beberapa dipecah oleh bakteri kolon dan diekskresikan melalui saluran pencernaan. Kelarutan asam urat tergantung pada konsentrasi dan temperatur. Pada konsentrasi serum yang tinggi, suhu yang lebih rendah tubuh menyebabkan pengendapan kristal monosodium urat. Koleksi dari kristal (disebut microtophi) dapat terbentuk dalam ruang sendi di ekstremitas distal (Dipiro,2008).
Labels: kesehatan
Back To Top