Arthritis merupakan suatu bentuk kelainan sendi yang
melibatkan satu atau lebih sendi. Arthritis meliputi osteoporosis, reumatoid
arthritis, osteoarthritis, gout dan hiperurisemia (Dipiro. J. T., 2008).
2.2.1. Gout
Istilah gout menjelaskan spektrum penyakit klinis yang
heterogen meliputi asam urat serum (hiperurisemia), serangan berulang artritis
akut berhubungan dengan kristal monosodium urat dalam leukosit yang ditemukan
dalam cairan sinovial. Penyimpanan kristal monosodium urat dalam jaringan
(disebut tofus), penyakit ginjal intersisial, nefrolitiasis asam urat. Pada 37 °
C (98,6 ° F), konsentrasi asam urat serum diatas (atau sekitar) 7 mg/dL
mulai melebihi batas kelarutan untuk monosodium urat (Ernst M E et al., 2008).
EPIDEMIOLOGY
2.2.1.1. Epidemology
Ada hubungan langsung antara konsentrasi serum asam urat dengan
kecenderungan terjadinya gout. Studi populasi menunjukkan adanya korelasi
antara konsentrasi asam urat dengan bertambahnya umur, berat badan, intake
alkohol, serum kreatin, tekanan darah, jenis kelamin, blood urea nitrogen. Pada pasien yang resiko gout adalah pasien
dengan kadar serum urat < 7mg/dL adalah 0,6%, dibandingkan dengan resiko
30,5% pasien yang memiliki kadar urat > 10 mg/dL. Meskipun konsentrasi serum
urat merupakan faktor resiko paling penting untuk terjadinya gout,
hiperurisemia. Bagaimanapun juga, hiperurisemia tidak selalu meyebabkan gout.
Arthritis gout akut dapat terjadi pada pasien dengan kadar serum asam urat
normal. Gout lebih sering terjadi pada laki – laki 7 dhingga 9X lebih sering
daripada wanita (Ernst M E et al., 2008).
2.2.1.2. Etiologi dan
Patofisiologi
Pada manusia, asam urat merupakan peoduk akhir dari
degradasi purin. Karena asam urat bukan produk yang dihasilkan untuk tujuan
fisiologi, tetapi merupakan produk buangan. Asam urat normal mendekati batas
kelarutan urat, karena harus ada keseimbangan antara produksi urat dan
ekskresi. Dibawah kondisi normal, jumlah asam urat yang terakumulasi adalah
1200mg pada laki – laki dan 600mg pada wanita. Akumulasi tersebut disebabkan
karena produksi yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang sedikit (Ernst M E
et al., 2008).
Purin dari asam urat dihasilkan dari tiga sumber: diet
purin, perubahan perubahan asam nukleat menjadi purin suatu nukleotida dan
sintesis de novo pembentukan purin. Rata – rata manusia memproduksi 600 – 800mg
asam urat setiap hari dan diekskresi kurang dari 600mg didalam urin (Ernst M E et al., 2008).
Pasien gout pada umumnya (80% – 90%) relatif memiliki
penurunan
dalam ekskresi renal
asam urat tanpa alasan yang diketahui. Normalnya, asam urat tidak di akumulasi
selama asam urat diproduksi. Harus ada keseimbangan antara produksi dan
eliminasi. Asam urat dieliminasi melalui 2 jalur. Sekitar 2 – 3 asam urat yang
diproduksi diekskresi melalui urin. Kedua dieliminasi melalui saluran cerna
setelah degradasi enzim oleh bakteri colon (Ernst M E et al., 2008).
Gambar 2.1. Metabolisme purin (HGPRT, hipoxantin – guanin fosforibosiltransferase; PRPP, fosforibosil pirofosfat) (Ernst M E et al., 2008).
a.
Arthritis gout akut
Serangan akut arthritis gout karakteristik,
onset yang cepat dari nyeri yang luar biasa, bengkak, radang. Tipe gejala
pertama adalah monoarticular, dan
paling sering menyebabkan sendi metatarsiphalangeali
secara frekuen pada pergelangan kaki, tumit, lutut, pergelangan tangan,
jari dan siku. Hampir 90% pasien gout akan mengalami gejala ini. Serangan
biasanya dimulai pada malam hari, menyebabkan pasien terbangun dari tidur
karena nyeri yang menakutkan, amat sakit (Ernst M E et al., 2008).
b.
Arthritis gout kronis
Penyakit yang telah menjadi kronis (Kertia N, 2009). Tahap dimana masa kristal asam urat
(tophi) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak tubuh penderitanya (Sustrani
L dkk, 2004).
2.2.1.3. Diagnosis
Diagnosis pasti dapat dilakukan dengan aspirasi cairan
sinovial dari tulang sendi dan identifikasikristal antar sel dari monosodium
urat monohidrat dalam cairan sinovial leukosit. Ketika aspirasi tulang sendi
bukan merupakan suatu pilihan, diagnosis dugaan dari artritis gout akut
didasarkan pada karakteristik tanda – tanda dan gejala serta respon terhadap
pengobatan (Ernst M E et al., 2008).
Labels:
kesehatan