Titrasi adalah perlakuan terhadap suatu senyawa yang larut (titrat),
dalam suatu bejana yang sesuai, dengan larutan yang sesuai yang sudah dibakukan (titran), dan titik
akhir ditetapkan dengan instrumen atau secara visual menggunakan bantuan
indikator yang sesuai (Ditjen POM, 1979).
Titran ditambahkan dari buret yang dipilih sedemikian hingga sesuai
dengan kekuatannya (normalitas), dan volume yang ditambahkan adalah antara 30%
dan 100% kapasitas buret. Titrasi dilakukan dengan cepat tetapi hati-hati, dan
mendekati titik akhir titran ditambahkan tetes demi tetes dari buret agar tetes
terakhir yang ditambahkan tidak melewati titik akhir. Jumlah senyawa yang
dititrasi dapat dihitung dari volume dan faktor normalitas atau molaritas
titran dan
faktor
kesetaraan untuk senyawa, yang tertera pada masing-masing monografi (Ditjen
POM, 1995).
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi
antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal
dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga
dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton
(basa). Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa
yang bersifat basa dengan menggunakan
baku asam. Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa
yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa (Gandjar & Rohman, 2007).
Larutan baku (standar) biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret.
Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap disebut
titrasi. Tujuan titrasi, misalnya dari
suatu larutan basa dengan larutan standar suatu asam, adalah untuk menetapkan
jumlah asam yang secara kimiawi tepat ekuivalen dengan jumlah basa yang ada.
Keadaan (atau saat) ini dicapai, disebut titik ekuivalen, titik-stoikiometri,
atau titik-akhir teoritis; hasilnya adalah larutan air dari garam bersangkutan.
Bila asamnya, maupun basanya, merupakan elektrolit kuat, larutan yang
dihasilkan akan netral dan mempunyai pH 7, tetapi jika asamnya atau basanya
adalah elektrolit lemah, garam itu akan terhidrolisis sampai derajat tertentu,
dan larutan pada titik ekuivalen itu akan sedikit asam, atau sedikit basa. pH
tepat larutan pada titik ekuivalen, dapat dihitung dari tetapan ionisasi asam
lemah atau basa lemah itu, dan konsentrasi larutan.. Untuk setiap titrasi yang
sesungguhnya, titik akhir yang benar akan ditandai oleh suatu nilai tertentu
dari konsentrasi ion hidrogen larutan itu, dimana nilai tersebut bergantung
pada sifat asam dan basa, dan konsentrasi larutan (Basset, 1994).
Labels:
Kimia